LJ dan LN 20240817 172929 0000

DEMAK, Lingkar.news – Warga Timbulsloko, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Provinsi Jawa Tengah tetap melaksanakan upacara peringatan HUT ke-79 Republik Indonesia di tengah kepungan banjir rob setinggi pinggang orang dewasa. 

Dalam upacara tersebut, terlihat sembilan orang pasukan pengibar bendera pusaka di lokasi upacara yang terendam rob. Sedangkan warga mengikuti prosesi upacara dengan berjejer di jembatan kayu.

Warga juga membentangkan bendera merah putih sepanjang 30 meter di barisan para pemuda yang berjejer di jembatan itu. 

Meski di tengah rob, semangat kemerdekaan warga tetap tak padam sembari menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Selain itu, dengan lantang, peserta upacara juga menyerukan pembacaan Pancasila.

Kemudian secara serempak warga Timbulsoko membaca teks proklamasi yang diubah sebagaimana kondisi warga setempat.

“Kami, Rakyat Timbulsloko dengan ini menyatakan akan terus berjuang melindungi kampung yang kami cintai, kampung tempat kami lahir, tumbuh dan mati,”

“Kami, Rakyat Timbulsloko dengan ini menyatakan kemerdekaan bukan hanya milik orang kaya dan penguasa, tapi juga rakyat biasa seperti kami,”

“Segala bentuk, hal-hal dan upaya pengrusakan terhadap tempat hidup kami harus dihentikan. Hal-hal mengenai pemulihan lingkungan, penyelematan kampung-kampung pesisir dari tenggelam, harus dilakukan dengan cara yang adil dan manusiawi,”

“Timbulsloko, Demak, Jawa Tengah, 17 Agustus 2024. Atas nama masyarakat Timbulsloko.”

Dalam kesempatan, salah satu tokoh masyarakat desa setempat, Shobirin, mengatakan bahwa sudah empat tahun warga Timbulsoko menggelar upacara peringatan HUT RI dengan kondisi di tengah kepungan rob yang melanda pemukiman warga. 

“Alhamdulillah warga sangat antusias memperingati HUT ke-79 RI walaupun dalam keadaan rob, desanya tenggelam,” ujar Shobirin usai mengikuti upacara, Sabtu, 17 Agustus 2024. 

Meski dalam kondisi yang memprihatinkan lantaran setiap harinya bergelut dengan banjir rob, tetapi ratusan warga mulai dari anak-anak hingga orang dewasa tetap antusias melaksanakan upacara itu. 

“Warga sini juga merupakan warga Indonesia, walaupun keadaannya sangat sulit tetapi warga di sini sangat semangat dan antusias mendukung pemerintahan,” katanya. 

Shobirin mengungkapkan kondisi rob di desanya sangat mengganggu aktivitas masyarakat setiap harinya. 

“Suasana ya seperti ini, kalau rob rumahnya pada tenggelam atau kalau robnya besar itu sangat sulit, rekoso. Banyak kasur, bantal yang tenggelam,” ungkapnya. 

Pihaknya juga menerangkan bahwa saat ini ada kurang lebih 110 KK yang masih menetap dan tinggal di Timbulsloko. 

“Warga ada KK 110-an, rumahnya 100-an kalau jumlah orangnya itu ada 200 lebih. Sebelumnya ada 400 lebih karena sudah ada yang pindah ada 55 rumah,” terangnya. 

Menurut Shobirin, ratusan warga yang masih menetap di Desa Timbulsoko dinilai tidak mempunyai modal untuk pindah rumah ke lokasi yang aman dari rob. 

“Lha kalau yang di sini itu orang yang pasrah, pasrah itu artinya mereka tidak ada modal uang untuk keluar dari sini. Upamane warga duwe duit yo tetep pindah (kalau warga punya uang, ya, tetap pindah). Jadi yang di sini itu warga yangtidak punya modal untuk membangun rumah untuk pindah,” ujarnya. (Lingkar Network | M. Burhanuddin Aslam – Lingkar.news)