Jokowi Resmikan 7 PLBN yang Habiskan Anggaran Rp13 Triliun

JAKARTA, Lingkar.news Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) mengemukakan pentingnya pengembangan sentra ekonomi di wilayah perbatasan Indonesia sebagai representasi kemajuan Indonesia.

Presiden Jokowi menyampaikan hal tersebut usai meresmikan tujuh Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Terpadu Indonesia di Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur (NTT), Rabu, 2 Oktober 2024.

“Jadi, PLBN selain itu menunjukkan wajah Indonesia, representasi kemajuan Indonesia, tapi juga memunculkan titik-titik pertumbuhan ekonomi baru,” ungkapnya.

Adapun pembangunan 7 PLBN yang tersebar di Kepulauan Riau hingga Papua Selatan itu menghabiskan anggaran Rp1,3 triliun.

Jokowi merinci, 7 PLBN itu terdiri dari PLBN Terpadu Napan di Timor Tengah Utara, NTT, dengan anggaran Rp 128 miliar; PLBN Serasan di Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau, dengan anggaran Rp 145 miliar; dan PLBN Jagoi Babang di Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat, dengan anggaran Rp 224 miliar.

Selanjutnya PLBN Sei Nyamuk di Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara, dengan biaya Rp 248 miliar; PLBN Labang di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, dengan anggaran Rp 210 miliar; PLBN Long Nawang di Kabupaten Malinau, Provinsi Kalimantan Utara, dengan anggaran Rp 243 miliar; dan PLBN Yetetkun di Distrik Ninati Kabupaten Boven Digoel, Papua Selatan, Rp 127 miliar.

Dalam pernyataannya sebelum menghadiri acara peresmian PLBN, Jokowi sempat menyoroti beberapa potensi yang telah berjalan dengan baik, termasuk di Motaain, perbatasan antara Indonesia dan Timor Leste.

“Yang sudah berjalan, misalnya di Motaain pasarnya berjalan, ramai sekali. Bahkan yang dari Timor Leste belanjanya di situ, ramai,” ungkapnya.

Presiden juga menekankan bahwa pengembangan ekonomi yang diharapkan adalah ekonomi rakyat, bukan ekonomi kelas atas.

Ia menegaskan bahwa titik-titik ekonomi baru ini menjadi peluang untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.

“Jadi titik-titik ekonomi baru seperti itu yang kita harapkan. Tapi ekonomi rakyat betul, bukan ekonomi kelas atas,” ucapnya.

Selain sebagai simbol kemajuan dan representasi wajah Indonesia, Jokowi berharap PLBN mampu memunculkan titik-titik pertumbuhan ekonomi baru yang dapat menggerakkan perekonomian di daerah perbatasan.

Dalam agenda yang sama, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengatakan bahwa sebelum PLBN Motaain dibuat, tempat itu terdapat area pasar tradisional yang beroperasi setiap Jumat.

“Jumlah pengunjungnya lebih kurang 500 orang, sebagian besar dari Indonesia dan 200 orang dari Oecusse Timor Leste,” katanya.

Pembangunan PLBN tersebut, dipastikan Tito tidak mengganggu jalannya aktivitas ekonomi di pasar tersebut, justru dengan hadirnya pos perbatasan, akses jalan, dan fasilitas pendukung lainnya, aktivitas masyarakat kian meningkat.

“Aktivitas terus berlanjut sampai saat ini dan sampai dengan pembangunan pos perbatasan, jalan akses, dan lain-lain, maka aktivitas masyarakat sudah mulai meningkat,” ucapnya. (Lingkar Network | Anta – Lingkar.news)