PATI, LINGKAR.NEWS – Perbaikan jalan Pantura Pati-Rembang, ditambah bahu jalan yang berlumpur dan licin akibat hujan, menyebabkan macet kian menjadi-jadi. Kondisi jalan yang seperti itu membuat pengguna jalan mengurangi laju kecepatan. Ditambah tingginya kenaikan volume kendaraan.
Perbaikan jalan Pantura Pati-Rembang yang dimulai pada Januari akhir 2023, hingga kini belum usai. Saat ini, proses perbaikan jalan dalam tahap pengecoran di kilometer 92 hingga 93 pada ruas jalan sisi kanan jika dari arah Rembang dengan panjang 250 meter.
Kondisi ini mengakibatkan kendaraan yang didominasi truk muatan besar hanya bisa melintas di bahu jalan sebelah kiri. Meski begitu, bahu jalan sisi kiri ini digunakan untuk dua jalur kendaraan, yakni dari arah Rembang dan Pati, sehingga kendaraan dari 2 arah tersebut mengurangi kecepatan ketika melintasi jalur ini.
Truk muatan besar dari arah Rembang menuju Pati, ketika melewati jalur ini harus berjibaku dengan tekstur tepi jalan yang lembek pasca diguyur hujan semalam. Sementara kendaraan dari arah Pati menuju Rembang harus mengurangi laju kendaraan, dikarenakan bahu jalan berdekatan dengan cekungan jalan yang diperbaiki.
BERITA TERKAIT : H+1 Jembatan Juwana Dibuka Tak Mampu Urai Kemacetan
Made Suran, salah satu sopir dari Bali mengungkapkan pihaknya sudah terjebak dari arah Rembang selama 4 jam perjalanan. Pihaknya mengaku membawa muatan buah durian dan macet ini membuatnya khawatir terhadap kualitas buah tersebut jika terlalu lama berada di perjalanan.
“Dari jam 04 WIB subuh, sekarang jam 06.00 pagi, kan otomatis kita bisa kena komplain. Kadang-kadang diklaim. Sudah 4 jam di sini, khawatir busuk. Kan bawa buah ini,” tutur Made Suran yang bakal mengantar durian ke Jakarta.
Selain Made, sopir lain dari arah Lamongan merasa jenuh dengan jalan Pantura Pati Rembang yang macet akibat perbaikan jalan.
“Sudah 4 jam terjebak macet. Jalan berapa meter berhenti lagi, berapa meter berhenti lagi. Merambat banget,” keluh sopir bernama Rofiq itu.
Sementara itu, pengerjaan jalan Pantura Pati-Rembang, tepatnya di Desa Raci, Kecamatan Batangan akan ditargetkan rampung 10 hari jelang lebaran dengan panjang pengerjaan mencapai 1,5 kilometer dari panjang proyek 5 kilometer. Sedangkan untuk jalan yang belum diperbaiki, akan dikebut setelah lebaran.
BERITA TERKAIT : Janji Kebut Perbaikan Jalan Juwana-Batangan, BBPJN Targetkan Rampung H-10 Lebaran
Untuk mengurangi kemacetan para pengguna jalan baik kendaraan roda 2 dan roda 4 atau mobil kecil disarankan melalui jalan alternatif. Jalan alternatif tersebut meliputi dari arah timur bisa melalui pertigaan Batursari Kecamatan Batangan ke selatan-Jaken-Jakenan-Glonggong-Sampang-Pantura Pati.Sementara dari arah barat bisa melalui pertigaan jalan lingkar selatan Ngantru ke selatan-Gabus-Winong-Jakenan-Jaken-Batursati Kecamatan Batangan-Rembang.
Jalan Alternatif Dilewati Banyak Kendaraan Besar, Jadi Salah Satu Sebab Jalan Kabupaten Cepat Rusak
Kondisi perbaikan jalan Juwana-Batangan, Kabupaten Pati hingga Senin (3/4) masih mengalami kemacetan panjang. Hal ini banyak dikeluhkan pengendara. Untuk mengurangi penumpukan kendaraan, pengendara sepeda motor dan mobil pribadi diarahkan untuk lewat jalur alternatif Glonggong-Jakenan yang lebih aman dan lancar.
Namun rupanya, bukan hanya kendaraan pribadi yang melintasi. Melainkan banyak pula kendaraan besar dengan muatan berlebih yang ikut melintasinya.
Ahmad, warga Desa Sembaturagung, Kecamatan Jakenan mengatakan, jika semenjak pembangunan jembatan dan perbaikan jalan Juwana-Batangan, jalur alternatif Glonggong-Jakenan makin ramai dilewati kendaraan umum dan juga truk muatan.
“Jalanan sini ramai, apalagi kadang ada kendaraan bis patas juga melintas. Mereka menghindari kemacetan mungkin, sama kondisi jalannya sini tidak banyak lubang,” terangnya pada Lingkar, Senin (3/4).
BERITA TERKAIT : Pantura Pati – Rembang Macet, Jalan Alternatif Banjir
Hal senada juga diungkapkan oleh Slamet, warga Desa Tondomulyo, Jakenan. Ia mengaku bahwa semenjak pembangunan jembatan Sampang, kondisi jalan di wilayahnya lebih baik karena telah dilakukan pengecoran jalan.
“Kalau jalan sini lancar saja, semenjak jembatan dibangun jalan sini tidak ada yang rusak. Tetapi sempat ditutup waktu banjir kemarin saja,” tuturnya.
Kondisi jalan alternatif menurut pantauan saat ini sudah mulus dan tanpa lubang. Kondisi jalan yang terawat ini juga lebih disukai masyarakat meskipun ketika melewati jalan alternatif, jarak tempuh jadi lebih jauh. Sementara itu, jalan alternatif Jakenan-Winong, mulai pertigaan pasar Glonggong sedang masa perbaikan (pengecoran) oleh Pemkab Pati.
Namun, ikut sertanya kendaraan besar yang ikut melintasi jalan alternatif, disebutkan oleh Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUTR) Pati, Riyoso, ikut menjadi penyebab lebih cepat rusaknya jalan alternatif.
“Itu ‘kan sebetulnya jalur untuk kendaraan pribadi. Kalau kendaraan besar lewat Pantura. Tapi karena ada perbaikan jalan di sana, jadi banyak juga kendaraan besar ikut lewat jalan alternatif. Lha, ini yang bikin jalan alternatif jadi cepat rusak karena dilewati kendaraan yang bukan peruntukannya dalam volume besar,” ungkapnya dalam Dialog Interaktif bersama Lingkar TV, Senin (3/4).
BERITA TERKAIT : Ditanya Jalan Rusak, DPUTR Pati Sebut Sudah Dianggarkan
Meski begitu, Husain, salah satu pengendara yang menuju Rembang mengaku terbantu dengan adanya jalan alternatif. Pihaknya menyebut bahwa kemacetan di Juwana-Batangan sangat menghambat aktivitasnya yang beberapa kali harus melewati jalan tersebut.
“Kita sangat mengeluhkan sebagai pengendara yang harus melintas lingkar Pantura Pati. Jalan sering macet beberapa kali. Maka dengan adanya jalan alternatif ini sedikit mengurangi waktu kita di kemacetan,” jelasnya. (NAILIN RA – KORAN LINGKAR)