SURABAYA, Lingkar.news – Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya melakukan berbagai upaya untuk menjaga ketahanan pangan dan mengendalikan inflasi dengan cara menanam 1 juta bibit cabai dan 4 ribu bibit bawang merah.
“Kami mulai dari STA (Sub Terminal Agrobisnis) Karah ini dan serentak di berbagai lokasi se-Surabaya,” kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya, Antiek Sugiharti saat menanam bibit cabai dan bawang merah di STA Karah, Surabaya, pada Kamis, 26 Januari 2023.
Antiek menjelaskan, salah satu langkah untuk menghadapi dan mengendalikan inflasi adalah menanam bibit cabai, baik cabai rawit maupun cabai merah dan menanam bawang merah di berbagai lokasi di Surabaya.
Apalagi, lanjut dia, sebentar lagi akan menghadapi bulan suci Ramadhan dan Idul Fitri yang biasanya harga-harga merangkak naik.
“Nah, salah satu cara mengendalikan laju kenaikan harga atau inflasi adalah kami menanam 1 juta bibit cabai dan 4 ribu bibit bawang merah. Kami mulai dari STA Karah ini dan serentak di berbagai lokasi se-Surabaya,” tuturnya.
Menurut dia, penanaman 1 juta bibit cabai itu ditanam oleh para petani, warga yang mengelola urban farming dan memanfaatkan pekarangan atau kelompok pembudidaya perkotaan, dan terakhir ditanam di taman hutan raya (Tahura) dan lahan bekas tanah kas desa (BTKD) serta perkantoran.
Khusus yang ditanam oleh para petani Surabaya sebanyak 938.740 bibit dengan memanfaatkan lahan seluas 23,52 hektare, lalu kelompok pembudidaya perkotaan sebanyak 13.861 bibit di lahan 0,1846 hektare, di lahan tahura dan BTKD serta perkantoran akan ditanam 47.399 bibit.
Sedangkan penanaman 4 ribu bibit bawang merah mulai ditanam oleh para petani sebanyak 3.710 bibit di lahan 2,65 hektare, dan ditanam pula di lahan tahura dan BTKD sebanyak 175 bibit.
Bahkan, bibit bawang merah itu juga akan ditanam di perkantoran DKPP melalui polibag dan media lainnya sebanyak 115 bibit.
“Jadi, kami mulai tanam hari ini dan prediksi cabai dan bawang merah ini akan bisa dipanen ketika bulan Ramadhan hingga Idul Fitri. Kami berharap cabai dan bawang merah harganya bisa stabil saat bulan puasa hingga Idul Fitri,” ujar dia.
Antiek juga menjelaskan, alasan memilih menanam cabai dan bawang merah sebab sejumlah bahan pokok inilah yang masuk ke dalam kelompok barang dengan harga volatil yang merupakan penyumbang terbesar inflasi belakangan ini. Bahkan, pemerintah pusat juga terus menggalakkan gerakan menanam bahan pokok ini.
“Jadi, inilah program Pemkot Surabaya dan merupakan salah satu intervensi yang dilakukan oleh tim pengendalian inflasi daerah. Semoga dengan cara ini inflasi di Surabaya bisa terkendali,” ucapnya.
Selain menanam cabai dan bawang merah, kata dia, saat itu pemkot juga menyerahkan bantuan bibit beserta pupuknya kepada kelompok tani yang bergerak di bidang holtikultura dan warga yang menanam di pekarangan rumah.
Bahkan, Antiek juga menjelaskan selama ini sudah banyak warga yang meminta bibit langsung ke kantor DKPP.
“Sekali lagi, semoga dengan berbagai upaya ini, kita semua bisa mengendalikan inflasi di Surabaya,” pungkasnya. (Lingkar Network | Anta – Lingkar.news)