TULUNGAGUNG, Lingkar.news – Menjelang hari raya Idul Firtri 1445 Hijriah, tidak hanya pedagang makanan dan pakaian yang ramai pesanan. Jasa permak pakaian pun turut ketiban berkah.
Sejumlah pelaku jasa permak pakaian di pinggir aspal Jl.Adi Sucipto Gg I, Kelurahan Kenayan, Tulungagung, Jawa Timur mengaku mulai kewalahan layani order jelang Lebaran yang meningkat.
“Sejak pekan kedua (permintaan permak) meningkat. Saking banyaknya sampai terpaksa beberapa kami tolak. Khawatir tidak bisa selesai,” terang Ketua Komunitas Permak Pinggir Aspal Kota Tulungagung (Comppast), Sujono.
Menurut Sujono, pesanan jasa permak di tempatnya meningkat dua hingga tiga kali lipat pada dua pekan terakhir menjelang lebaran 2024.
Sedangkan pada hari atau bulan biasa permintaan jasa permak rata-rata antara tiga hingga lima orang per hari.
Namun hari-hari menjelang lebaran ini warga yang mereparasikan bajunya ke pusat permak sekitaran eks-swalayan Belga Tulungagung bisa mencapai 10-20 orang.
“Tidak tentu ya. Tapi naik sekali. Kalau sudah full (penuh) ya terpaksa kami tolak,” ungkapnya.
Pengalaman yang sama diungkapkan Sumarni, pelaku jasa permak lain. Menurutnya tak hanya baju atau pakaian bekas yang dipermak ukuran ataupun perbaikan kecil lain, namun juga baju baru yang biasanya dipotong ukur karena kepanjangan.
“Saat ini, karena permintaan banyak kami membatasi hanya melayani jasa permak potong ukur ataupun perbaikan resleting dan sejenisnya. Intinya kami batasi untuk kerjaan yang bisa cepat selesai sehingga yang lain juga bisa terlayani,” ujar Marni.
Ia mengatakan, untuk jasa potong baju (biasanya celana), pelaku usaha jasa permak mematok tarif Rp15 ribu per helai. Sedangkan untuk perbaikan resleting dipatok Rp10 ribu per helai.
Tarif itu berlaku merata di semua pelaku jasa layanan permak di gang kecil tak jauh dari Pasar Wage, Kota Tulungagung itu.
Jam operasional penjahit permak biasanya mulai pukul 08.00 WIB sampai 16.00 WIB. Namun tak jarang mereka pulang hingga jam 17.00 WIB jika ada pakaian pelanggan yang harus diselesaikan.
“Yang paling sulit itu permak gamis, soalnya motongnya lebar, jadi tarifnya paling mahal,” ucapnya.
Salah satu pelanggan jasa permak, Anik warga Ngantru mengaku sudah biasa menggunakan jasa permak pinggir jalan ini.
“Selain harganya murah, juga bisa ditunggu,” tuturnya. (Lingkar Network | Anta – Lingkar.news)