SURABAYA, Lingkar.news – Pemerintah Kota Surabaya berencana meniadakan tes calistung (baca, tulis, dan hitung) dalam proses penerimaan peserta didik baru di tingkat pendidikan dasar. Kebijakan tersebut untuk menjalankan Gerakan transisi PAUD ke sekolah dasar (SD) yang menyenangkan.
“PAUD adalah pendidikan awal bagi anak yang bisa membentuk karakter, kognitif, kematangan emosi, cara berinteraksi, dan motorik pada anak. Literasi dan numerik dikenalkan, lalu di SD akan diperkuat. Di usia PAUD kita kembangkan karakternya,” kata Ketua Bunda PAUD Surabaya Rini Indriyani di Surabaya, pada Selasa, 5 September 2023.
Selain membuat anak merasa belajar bukan lah kegiatan yang menyenangkan, Rini menjelaskan bahwa pelaksanaan tes calistung dalam penerimaan peserta didik baru di sekolah dasar menimbulkan kecemasan bagi orang tua.
Gerakan transisi PAUD ke SD yang menyenangkan juga meliputi penerapan masa perkenalan peserta didik baru selama dua minggu dan penerapan pembelajaran yang membangun enam kemampuan fondasi anak secara berkelanjutan dari PAUD hingga kelas dua sekolah dasar atau madrasah ibtidaiyah (MI).
“Ada MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah) untuk mengenalkan siswa dengan lingkungan baru di sekolahnya selama dua minggu. Bukan hanya anak-anak tetapi juga orang tuanya, sebab keterlibatan orang tua sangat penting,” terangnya. Dia mengemukakan pentingnya sinergi tenaga pengajar di satuan pendidikan tingkat PAUD dan SD/MI dalam mewujudkan transisi dari PAUD ke SD/MI yang menyenangkan.
Gerakan transisi PAUD ke SD/MI yang menyenangkan menyasar seluruh PAUD dan SD/MI di Kota Surabaya.
Pada tahap awal, gerakan itu dilaksanakan di sekolah-sekolah yang ada di wilayah Surabaya bagian barat seperti Kecamatan Asemrowo, Benowo, Lakarsantri, Pakal, Sukomanunggal, Sambikerep, dan Tandes. (Lingkar Network | Anta – Lingkar.news)