TRENGGALEK, LINGKAR.NEWS – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Trenggalek, Jawa Timur, sedang mempertimbangkan opsi relokasi sebagai prioritas penanganan warga yang terdampak bencana tanah gerak di tujuh desa empat kecamatan setempat. Minggu, 12 Maret 2023 Kemarin.
Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin, Ahad, menyatakan selain melakukan pendataan, pihaknya sedang menjajaki langkah advokasi ke para pihak terkait untuk merelokasi warga yang rumahnya berada di zona merah tanah gerak.
“Kami akan pilih dan evaluasi mana yang mengalami rusak ringan, sedang, berat. Lalu mana yang butuh relokasi, diusahakan tahun ini,” kata Bupati Nur Arifin.
Titik-titik lahan yang memungkinkan untuk dijadikan kawasan relokasi sedang diupayakan. Advokasi dilakukan ke berbagai pihak guna memastikan warga terdampak bencana tanah gerak bisa menempati hunian sementara yang akan dibangun dengan dukungan dan bantuan Pemerintah Provinsi Jatim.
Baca Juga : Anak Tertipu Investasi Bodong, Ibu di Tuban Rela Jual Ginjal untuk Bayar Hutang Pinjol
Sembari berproses, pemerintah setempat telah melakukan upaya penanganan darurat, meliputi pemasangan sabuk air untuk mencegah kerusakan bertambah parah hingga penyaluran bantuan-bantuan sosial kepada warga terdampak.
“Beberapa tempat sudah diadvokasi sebagai (alternatif) relokasi dan proses pembangunannya bertahap, tidak bisa secara bersamaan,” imbuhnya.
Proses yang cukup panjang dan biaya yang tidak sedikit membuat relokasi tidak dapat dilakukan secara serta merta.
Misalnya, saat pemerintah memutuskan merelokasi 29 kepala keluarga terdampak tanah gerak di Desa Sumurup Kecamatan Bendungan.
Hasil koordinasi dengan berbagai pihak, sebanyak 25 kepala keluarga direlokasi di lahan hibah milik pemerintah provinsi.
Sekretaris BPBD Trenggalek, Tri Puspita Sari menyatakan tujuh desa yang dilanda bencana tanah gerak baru itu meliputi Desa Gading dan Desa Nglinggis di Kecamatan Tugu, Desa Joho di Kecamatan Pule, Desa Terbis dan Manggis di Kecamatan Panggul.
Baca Juga : Hendak Kabur, Begal Motor di Jombang Dihadiahi Timah Panas
Selain itu Desa Nglebo di Kecamatan Suruh dan Desa Ngerdani di Kecamatan Dongko. “Di Desa Gading ada dua titik, Desa Nglinggis satu titik. Kemudian 12 titik di Desa Joho, masing-masing satu titik di Desa Terbis dan Manggis. Kemudian yang baru pergerakan tanah gerak di Nglebo Kecamatan Suruh serta Desa Ngerdani,” kata Pipit.
Dia menjelaskan di Desa Ngerdani sebanyak 14 kepala keluarga dari 41 jiwa terdampak. Bahkan tujuh KK terpaksa mengungsi saat hujan turun. Sebab kondisinya bangunan mereka terbilang paling parah di lingkungan tersebut.
Selain mengalami retak pada dinding dan lantai rumah akibat pergerakan tanah, kondisi bangunan di sejumlah sisi juga mulai miring.
“Masyarakat, terutama yang tinggal di daerah rawan longsor untuk selalu waspada apabila terjadi tanda-tanda adanya tanah gerak agar selalu mencari tempat yang aman. Kita imbau juga tim reaksi cepat dan relawan BPBD di wilayahnya agar selalu memonitor sehingga ketika terjadi hal yang (ARA – LINGKAR.NEWS)