MADIUN, Lingkar.news – Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun mencatat hingga pertengahan tahun 2023 terdapat 68 kasus demam berdarah dengue (DBD) yang tersebar di 15 kecamatan. Penderita DBD terbanyak ditemukan pada bulan Maret 2023 yakni 21 orang.
Koordinator pencegahan penyakir menular Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun, Agung Dodik Pujianto, menjelaskan jika kasus terbanyak pada bulan Maret atau saat pancaroba atau peralihan dari musim penghujan ke musim kemarau. Sedangkan untuk bulan Juni 2023, pihaknya mencatat sudah ada satu orang mengalami DBD.
“Mulai Januari 2023 kita ada 68 kasus sampai Juni ini. Tertinggi di bulan Maret, 21 kasus. Jadi saat Pancaroba masih ada penghujan kemudian disertai panas di situ nyamuk berkembang sangat banyak sekali sehingga penyebaran DBD juga diikuti oleh tingginya populasi nyamuk,” jelasnya di Puskesmas Balerejo belum lama ini.
Dia menjelaskan pemberantasan DBD paling efektif adalah dengan menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) dan penerapan 3M (menguras dan menyikat, menutup tempat penampungan air dan mendaur ulang barang bekas). Langkah itu merupakan cara untuk memutus rantai hidup nyamuk aedes aegypti sebagai pembawa penyakit DBD.
Selain itu pemberantasan DBD juga dapat diikuti dengan upaya pencegahan seperti memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, menggunakan obat nyamuk, memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi, menanam tanaman pengusir nyamuk. Kemudian memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar, serta memberikan larvasida pada penampungan air yang susah dikuras.
Lebih lanjut, meski kasus DBD mengalami tren penurunan namun pihak Dinkes mengimbau warga untuk memperbanyak minum air putih guna menghindari risiko dehidrasi serta peningkatan penyebaran penyakit saluran pernapasan. (Lingkar Network | Lingkar TV)