Proses peluncuran INA TEWS

Jember, Lingkar.news – Tsunami Early Warning System (TEWS) untuk mendeteksi Tsunami akan dipasang oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember di 15 titik yang tersebar di enam kecamatan yang berada di kawasan pesisir selatan Kabupaten Jember, Jawa Timur.

“TEWS itu akan dipasang di Kecamatan Kencong, Puger, Gumukmas, Ambulu, Wuluhan dan Tempurejo,” kata Kepala BPBD Jember Widodo Julianto saat memberikan edukasi dan mitigasi terkait ancaman megathrust di aula Kecamatan Gumukmas, Selasa (12/11).

Belasan titik tersebut akan ditempatkan di rumah ibadah, alasannya ketika terjadi bencana, maka pihak takmir langsung menyiarkan ke masyarakat agar melakukan evakuasi mandiri lebih dulu.

Selain itu, lanjut dia, pihaknya juga akan melibatkan banyak pihak seperti kepala sekolah, tokoh masyarakat dan tokoh agama terkait dengan mitigasi bencana tsunami agar penyampaian ke masyarakat daerah pesisir bisa dipahami dengan baik.

“Hal itu tidak bisa di anggap sepele, sehingga kami selalu berusaha melakukan mitigasi bencana, namun semoga gempa megathrust tidak terjadi,” ujarnya.

Ada beberapa kecamatan di Jember yang memiliki potensi terdampak bencana gempa bumi megathrust, khususnya di daerah pesisir, yakni Kecamatan Tempurejo, Ambulu, Wuluhan, Puger, Gumukmas, dan Kencong.

Untuk itu, lanjut dia, semua pihak diharapkan ikut terlibat dalam mitigasi bencana gempa bumi megathrust karena hal tersebut tidak hanya menjadi tanggung jawab BPBD saja.

“Penanganan bencana menjadi tanggung jawab bersama dari berbagai pihak, sehingga kolaborasi dari semua aspek ditambah dengan penguatan desa tangguh bencana sangat diperlukan untuk menghadapi potensi bencana megathrust tersebut,” katanya.

Sementara salah satu peserta yang hadir dalam edukasi dan mitigasi bencana Kepala Sekolah MI Miftahul Ulum Desa Kepanjen, Miskat, yang mengatakan bangunan sekolahnya memang berada di pesisir selatan Jember, sehingga pihaknya juga harus mewaspadai ancaman gempa bumi hingga megathrust.

“Untuk jalur evakuasi setidaknya harus dipetakan dengan baik, agar nanti jika terjadi hal tersebut tidak membuat masyarakat kebingungan dan bisa melakukan evakuasi mandiri,” ujarnya. (rara-lingkar.news)