BLITAR, Lingkar.news – Polres Blitar Kota masih mendalami kasus pemukulan pelajar hingga tewas di Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Tindakan melanggar hukum ini melibatkan antar pelajar sekolah madrasah tsanawiyah.
“Untuk motif harus didalami dulu, tidak bisa langsung. Yang jelas ini dilakukan anak-anak,” kata Kapolres Blitar Kota AKBP Danang Setyo Pambudi Sukarno di Blitar, pada Senin, 28 Agustus 2023.
AKBP Danang mengatakan, proses penyidikan perkara pemukulan pelajar hingga tewas masih terus berjalan hingga kini. Polisi juga sudah memeriksa 16 saksi baik dari teman sekolah, guru, termasuk keluarga.
Selain itu, pihak kepolisian juga masih menunggu jadwal pemeriksaan psikologis pada pelaku yang masih berusia di bawah umur tersebut. Sedangkan penyidikan masih menunggu hasil autopsi korban.
“Untuk penyidikan juga masih menunggu hasil autopsi. Kalau pelaku sudah ditempatkan di tempat khusus dengan pendampingan. Kami tunggu jadwal pemeriksaan psikologis pelaku,” jelasnya.
Pihaknya mengimbau kepada orang tua yang mempunyai putra dan putri untuk selalu menjaga dan mengingatkan pergaulannya.
“Mengingatkan pergaulan, teman-temannya sekitar siapa, belajar apa. Kalau belajar silat belajar yang benar, tujuannya silat untuk bela diri bukan untuk melukai, melumpuhkan atau membunuh. Itu harus sama-sama kita sadari,” ujarnya.
Terkait dengan pelaku yang belajar ilmu silat, Kapolres mengatakan tidak ada (latar belakang belajar ilmu silat). Namun, AKBP Danang menambahkan semua hasil pemeriksaan tersebut segera ditindaklanjuti sehingga bisa menjadi masukan ke penyidik.
Kasus kekerasan terjadi di lingkungan sebuah madrasah tsanawiyah negeri (setingkat SMP) di Kabupaten Blitar, dilakukan oleh sesama teman.
Peristiwa tersebut terjadi pada Jumat, 25 Agustus 2023 saat jam pergantian belajar sedang berlangsung dengan korban MA, pelajar kelas 9.5, sementara pelaku pemukulan KR, pelajar kelas 9.7.
Pelaku masuk ke ruang kelas korban menuju tempat duduk korban sambil berteriak. Saat itu, teman-temannya yang lain sudah berusaha menghalangi namun terlepas.
Selanjutnya, pelaku memukul sampai tiga kali dan mengenai bagian tubuh vital yakni tengkuk kepala belakang dan dada-ulu hati tanpa ada perlawanan dari korban.
Korban langsung jatuh, tidak sadarkan diri. Ia juga sempat mendapatkan perawatan di ruang UKS. Namun, karena tidak sadarkan diri, pihak madrasah membawanya ke rumah sakit di Srengat, Kabupaten Blitar untuk pemeriksaan. Nahas, korban dinyatakan meninggal dunia. (Lingkar Network | Anta – Lingkar.news)