Kekeringan di Probolinggo 715.000 Air Bersih Didistribusikan ke 20 Desa

PROBOLINGGO, Lingkar.news – Musim kemarau mengakibatkan kekeringan di Probolinggo. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Probolinggo Provinsi Jawa Timur telah mendistribusikan sebanyak 715.000 liter air kepada masyarakat di 20 desa yang mengalami krisis air bersih dampak dari musim kemarau sejak Juni hingga akhir September 2023. 

“Berdasarkan data hingga 30 September 2023 tercatat sebanyak 32 dusun yang tersebar pada 20 desa di 10 kecamatan mengalami kekeringan, sehingga terdampak krisis air bersih,” kata Petugas Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD Probolinggo Silvia Verdiana di Probolinggo pada Selasa, 3 Oktober 2023.

Silvia menjelaskan, sesuai data di Pusat Pengendalian Operasi BPBD Probolinggo tercatat sebanyak 20 desa yang tersebar di 10 kecamatan di Kabupaten setempat yang terdampak krisis air bersih.

Desa-desa tersebut tersebar di Kecamatan Tegalsiwalan, Wonomerto, Banyuanyar, Tongas, Bantaran, Kuripan, Sukapura, Lumbang, Leces, dan Tiris.

BPBD Probolinggo mendistribusikan air bersih berdasarkan permohonan dari pemerintah desa setempat dan hasil kaji awal Tim Reaksi Cepat (TRC) Penanggulangan Bencana.

“Hingga saat ini telah terlaksana 127 kali distribusi air bersih sejak Juni hingga akhir September 2023 dengan jumlah air yang disalurkan sebanyak 715.000 liter air bersih, kemudian 13 tandon air dan 37 jerigen telah terdistribusi sebagai penanganan darurat krisis air bersih di Probolinggo,” terangnya.

Jumlah warga terdampak krisis air bersih yang tersebar di 10 kecamatan tersebut sekitar 37.766 jiwa atau 12.648 kepala keluarga (KK).

Silvia menambahkan, jumlah daerah terdampak kekeringan itu fluktuatif sejak tahun 2013 hingga 2023 tergantung faktor yang mempengaruhi. Misalnya berkurangnya volume air, mengeringnya sumber mata air, tidak ada cadangan air maupun faktor infrastruktur lainnya.

“Saat ini sebagai upaya penanganan darurat telah dilaksanakan distribusi air bersih dan logistik kekeringan serta pemantauan di beberapa daerah yang berisiko tinggi kekeringan,” ucapnya.

Sebagai upaya lanjutan diperlukan kajian dan pemantauan kembali terkait beberapa faktor yang mempengaruhi kejadian kekeringan di Kabupaten Probolinggopada tahun ini.

“Kami imbau masyarakat agar menerapkan upaya mitigasi bencana kekeringan seperti memanfaatkan sumber daya air secara lebih efektif dan efisien, kemudian memprioritaskan penggunaan air untuk keperluan minum dan masak atau keperluan air bersih lainnya,” paparnya.

Selain itu, warga juga diajak untuk menanam banyak pohon di sekitar kawasan rawan kekeringan, kemudian membuat waduk yang disesuaikan dengan kondisi geografisnya, memperbanyak daerah resapan air, dan menerapkan budaya konservasi.

Sementara untuk kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di daerah itu tercatat sebanyak 10 kejadian tersebar di Kecamatan Sukapura, Sumber, dan Banyuanyar termasuk Wilayah Savana Gunung Bromo yang menjadi kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. (Lingkar Network | Anta – Lingkar.news)