surabaya

SURABAYA, Lingkar.news – Sejumlah elemen masyarakat di Kota Surabaya berikrar “Jogo Suroboyo, Jogo Indonesia” di halaman Tugu Pahlawan untuk menjaga keamanan kota dan negara.

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan ikrar ini bukan sekadar ucapan melainkan sebagai respons terhadap tindakan anarkistis yang sempat mengganggu keamanan dan perekonomian kota.

Ia mengatakan warga Surabaya tidak boleh gentar menghadapi ancaman apapun dan harus mempertahankan kota ini dari perbuatan anarkistis atau kerusuhan.

“Surabaya adalah kota pahlawan. Kota yang dipertahankan oleh pejuang dari penjajah. Maka darahnya anak-anak Surabaya adalah darah pejuang,” katanya di Surabaya, Kamis, 4 September 2025.

Ia menjelaskan Kota Surabaya adalah milik seluruh warganya bukan hanya milik wali kota atau sekelompok orang tertentu, sehingga semua elemen masyarakat harus bergerak bersama untuk menjaga keamanan kotanya.

“Surabaya ini dipertahankan oleh darah-darah pejuang. Maka hari ini kita siapkan Surabaya ini untuk anak cucu kita, untuk adik-adik kita,” ujarnya.

Ia mengapresiasi keberanian warga, khususnya warga Wonokromo dan Bubutan, yang secara swadaya menjaga keamanan di wilayah mereka saat terjadi kerusuhan.

“Terima kasih untuk warga Wonokromo yang kemarin ketika terjadi anarkistis, mereka mempertahankan Wonokromo dengan perjuangan yang luar biasa. Warga Bubutan semua keluar memberikan hantaman untuk memberikan ketenangan kepada warga Kota Surabaya,” ujarnya.

Menurutnya, kejadian yang sempat terjadi di kota ini merupakan pengingat agar warga Surabaya bergandengan melawan anarkistis dengan menghilangkan ego dan kesombongan.

“Mungkin Surabaya hari ini kita terlalu banyak ego, mungkin ada yang merasa sempurna, mungkin ada yang merasa paling hebat, tapi hari ini kita diingatkan Tuhan bahwa rasa-rasa itu harus dihilangkan. Tapi dimulai dari kerendahan hati kita,” katanya.

Ikrar ini juga diharapkan dapat membangkitkan kembali perekonomian yang sempat terhenti akibat kerusuhan. Wali Kota Eri mengajak seluruh warga untuk tidak takut dan kembali beraktivitas normal, seperti membuka warung dan usaha lainnya.

“Ini waktunya kita bangkit, kita jaga kota tercinta kita ini,” katanya.

Acara ini diinisiasi oleh berbagai elemen masyarakat antara lain Karang Taruna, Pemuda Pusura, Cak Ning, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas, Pemuda Pancasila, Pramuka, Madura Asli (Madas), Muhammadiyah, PCNU, Gojek dan Ketua Satgas Kampung Pancasila RW serta unsur masyarakat.

Hal ini menunjukkan semangat menjaga Surabaya dimiliki oleh seluruh lapisan warga.

Adapun ikrar yang diucapkan oleh warga Kota Surabaya adalah

1. Menjaga Surabaya tetap aman dan rukun dalam kebersamaan.

2. Menguatkan kota Surabaya sebagai jati diri warga kota dan masa depan Surabaya.

3. Menyampaikan aspirasi dengan kritis dan tidak mudah terprovokasi.

4. Menolak segala dalam bentuk kekerasan dan anarkistis.

5. Bersatu dalam harmoni tanpa amarah dan bersama-sama tolong menolong antar warga.

Jurnalis: Ant
Editor: Sekar S