Dua Warung di Rest Area JLS Tulungagung Jatuh ke Jurang Terseret Longsor

TULUNGAGUNG, Lingkar.news – Tebing penyangga Jalur Lintas Selatan (JLS) Pantai Sine, Kecamatan Kalidawir, Kabupaten Tulungagung sepanjang 70-an meter longsor sedalam 50 meter dan membuat dua warung makan di kawasan rest area tidak resmi rusak total.

Camat Kalidawir Rusdiyanto di Tulungagung, Senin, 27 Oktober 2025 mengatakan peristiwa longsor terjadi pada Minggu pagi, 26 Oktober 2025 setelah hampir seharian turun hujan cukup deras di wilayah tersebut.

Peristiwa itu tidak menimbulkan korban jiwa. Namun, dua bangunan semi permanen di atas tebing yang menjadi lokasi favorit wisatawan untuk menikmati panorama Pantai Sine rusak total.

Titik longsoran hanya berjarak sekitar 10 meter dari badan jalan utama JLS yang menghubungkan Tulungagung dengan Kabupaten Blitar di sisi selatan.

Salah satu pemilik warung, Supardi, menjelaskan bahwa tanah di sekitar tempat usahanya sudah menunjukkan tanda-tanda retak sejak Sabtu sore, 25 Oktober 2025. Ia memutuskan menutup warung dan mengevakuasi sebagian barang sebelum longsor besar terjadi sekitar pukul 08.00 WIB.

“Sudah terlihat retak-retak sejak kemarin (Sabtu) sore, tapi mulai parah pagi tadi. Sekitar jam delapan langsung ambrol semua. Bangunan dan perlengkapan baru ikut hilang ke bawah jurang,” ujarnya.

Supardi mengaku menanggung kerugian hingga Rp250 juta. Ia baru saja menyelesaikan renovasi warung dua pekan lalu lengkap dengan fasilitas parkir, mushala, dan toilet untuk pengunjung.

Sementara itu, Camat Kalidawir Rusdiyanto mengatakan tim gabungan dari kecamatan, BPBD Tulungagung, Forkopimcam, dan Perhutani, telah melakukan penanganan darurat di lokasi kejadian.

Petugas memasang garis pembatas dan menutup area longsoran menggunakan terpal untuk mengurangi erosi akibat hujan susulan.

“Kami imbau masyarakat dan wisatawan agar tidak mendekat ke bibir tebing, karena tanah masih labil. Jangan sampai karena ingin berfoto justru membahayakan diri sendiri,” kata Rusdiyanto.

Ia menambahkan, pemerintah kecamatan masih berkoordinasi dengan Perhutani dan instansi terkait untuk menentukan langkah lanjutan, termasuk kemungkinan relokasi pedagang terdampak.

Data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda menyebutkan wilayah pesisir selatan Jawa Timur, termasuk Tulungagung, berada dalam status waspada bencana tanah longsor dan banjir bandang, seiring meningkatnya curah hujan hingga 150 milimeter per dasarian sejak pertengahan Oktober.

BPBD Tulungagung juga telah menyiagakan pos pemantauan di sejumlah titik rawan longsor di Kecamatan Kalidawir, Besuki, dan Campurdarat.

“Upaya mitigasi terus kami lakukan agar kejadian serupa tidak menimbulkan korban jiwa,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Tulungagung Hendri Suprapto secara terpisah.

Jurnalis: Ant
Editor: Sekar S