MADIUN, Lingkar.news – Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana Kota Madiun, Jawa Timur memperkirakan temuan kasus TBC di Kota Madiun pada tahun 2023 mencapai 1.179. Oleh sebab itu upaya skrining perlu digerakkan untuk mengurangi risiko penyakit menular tersebut khususnya pada kelompok yang berisiko, misalnya di lingkungan pondok pesantren.
Kepala Dinkes PPKB Kota Madiun, dr. Denik Wuryani, mengatakan tingginya penularan TBC pada kelompok berisiko menjadi prioritas upaya penanggulangan TBC.
“Maka ini kita lakukan sebagai intervensi penyakit menular di kelompok rentan seperti pondok pesantren,” ujarnya di Madiun, pada Sabtu, 12 Agustus 2023.
Menurut Denik, skrining kesehatan TBC pada kelompok berisiko pondok pesantren belum pernah dilakukan. Oleh karena itu perlu dukungan dan peran semua lintas program, lintas sektor, multisektor, dan masyarakat untuk terlibat dalam penanggulangan TBC, guna menuju eliminasi TBC Jawa Timur pada 2030.
Skrining TBC, di antaranya menyasar Yayasan Muttaqin Pondok Pesantren Al-Muttaqin Kelurahan Josenan, Kecamatan Taman, Kota Madiun.
Sesuai data Dinkes Kota Madiun, sepanjang 2022 tercatat 753 temuan kasus TBC. Jumlah itu melebihi target temuan yang ditetapkan Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk Kota Madiun, yakni 600 kasus.
Denik menjelaskan pada 2023, perkiraan kasus temuan TBC di Kota Madiun mencapai 1.179 kasus. Tingginya temuan terduga TBC tersebut melihat pada temuan tahun sebelumnya yang merupakan hasil skrining TBC pada kelompok berisiko, yaitu warga binaan pemasyarakatan di Lapas Madiun.
“Maka dengan mengadakan skrining kesehatan terhadap penyakit TBC diharapkan dapat menjadi langkah penemuan dini serta pencegahan terjadinya penularan di lingkungan yang lebih luas,” terangnya. (Lingkar Network | Anta – Lingkar.news)