SURABAYA, Lingkar.news – Sebagian peserta calon anggota Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) yang berasal dari daerah terdampak bencana Awan Panas Guguran (APG) Gunung Semeru, menaiki bucket atau bagian pengeruk eksavator. Hal ini dilakukan demi bisa mengikuti tes tulis, karena akses jalan yang terputus.
Diketahui, para peserta calon anggota PPK untuk Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 tersebut mengikuti tes tulis dengan metode Computer Assisted Test (CAT).
“Kami telah berkoordinasi dengan kepolisian dan pemerintah daerah setempat untuk membantu evakuasi kehadiran peserta tes tulis ke tempat pelaksanaan CAT, bagi mereka yang terkendala akses dan mobilitas,” kata Ketua KPU Lumajang, Yuyun Baharita pada Kamis, 8 Desember 2022.
Ratusan Warga di Lumajang Terisolir Akibat Lahar Dingin Gunung Semeru
Ia menjelaskan, terdapat peserta tes calon anggota PPK di 2 kecamatan yang terdampak APG Gunung Semeru yakni, 12 orang dari Kecamatan Tempursari dan 28 orang dari kecamatan Pronojiwo yang mengikuti CAT.
“Di 2 kecamatan tersebut, jalur benar-benar terputus,” ucapnya.
Dari 12 peserta, hadir sebanyak 11 peserta yang terdata di kecamatan Tempursari dan harus melewati jalan ekstrem melewati bukit-bukit dengan jalan setapak serta terjal, selama kurang lebih 4 jam.
Sedangkan, dari Kecamatan Pronojiwo hadir 24 peserta dari 28 peserta yang terdata, terbagi dalam beberapa cara.
Ada yang memutar lewat Malang untuk sampai ke Lumajang sehingga berangkat sejak Selasa, 6 Desember 2022, ada pula yang nekat menerabas jalur daerah jembatan gantung “Jembatan Perak” yang sudah putus dengan menggunakan sepeda motor.
Melihat kondisi tersebut, pada H-1 pelaksanaan tes tulis, KPU Lumajang berkoordinasi dengan kapolres setempat, agar dibantu berkomunikasi dengan pihak PT Adhi Karya untuk menggunakan akses jembatan gantung.
“Dan Alhamdulillah, pemberangkatan berjalan normal,” kata Yuyun.
Namun, lanjut dia, saat kepulangan peserta dari mengikuti tes tertulis, sempat ada kendala karena selain kondisi cuaca di lereng gunung hujan deras, juga ada pengalihan gorong-gorong yang menyebabkan akses ke jembatan benar-benar terputus.
“Berkenaan dengan itu, kami melakukan koordinasi dengan PT Adhi Karya lagi dan dibantu penyeberangan dengan melakukan evakuasi pemulangan menggunakan alat berat berupa bego atau eksavator,” jelasnya.
Sebagian peserta harus dievakuasi naik bagian bucket atau bagian pengeruk eksavator untuk diseberangkan dan melintasi jalan yang terputus. (Lingkar Network | Anta – Lingkar.news)