
MADIUN, Lingkar.news – Pemerintah Kota Madiun melibatkan sebanyak 450 orang yang merupakan anggota Tim Pendamping Keluarga (TPK) untuk mendistribusikan makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) dengan sasaran ibu hamil (bumil), ibu menyusui (busui), dan balita non-PAUD.
Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan KB Kota Madiun, dr Denik Wuryani, mengatakan MBG dengan sasaran bumil, busui, dan balita non-PAUD akan diantarkan langsung ke tempat tinggal masing-masing.
“Untuk pendistribusiannya nanti melibatkan TPK atau Tim Pendamping Keluarga,” ujarnya, Rabu, 5 Maret 2025.
Menurut dia, berdasarkan pendataan dan simulasi program MBG bumil, busui, dan balita non-PAUD yang juga disaksikan langsung Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN Wihaji beberapa waktu lalu, diketahui ada sekitar 12 ribu sasaran dari ketiganya.
“Rinciannya, sekitar 2.000 orang bumil, 2.000 orang busui, dan sekitar 8.000 balita non-PAUD,” ungkapnya.
Denik menyebut anggota TPK sudah ada sebelum program MBG digulirkan. Mereka adalah kelompok tenaga yang bertugas mendampingi keluarga dalam rangka pemantauan kesehatan dan perkembangan. TPK tersebut terdiri dari bidan, kader PKK, kader posyandu, dan kader KB.
“Untuk TPK total di Kota Madiun ada 450 orang. Mereka bertugas di tiga kecamatan,” kata Denik.
Denik menjelaskan bahwa TPK sangat tepat dilibatkan dalam mengemban tugas MBG. Sebab, mereka sebelumnya memang bersentuhan dengan bumil, busui, dan balita. Khususnya bayi dua tahun (baduta).
Selain itu, TPK juga bertugas melakukan pendampingan untuk calon pengantin (catin). Pendampingan sejak pra-nikah tersebut penting sebagai salah satu upaya pencegahan stunting.
“Jadi mereka ini memang sudah sering terlibat dengan sasaran. Tantangannya untuk MBG di sasaran ini adalah bagaimana makanan itu benar-benar dikonsumsi oleh sasaran,” tambahnya.
Sebab, tidak menutup kemungkinan paket MBG dimakan suami atau anggota keluarga yang lain. Sehingga diperlukan pengawasan agar program ini tepat sasaran.
“Mungkin nanti TPK juga tidak hanya mengantar makanan saja, tetapi juga melakukan pendekatan-pendekatan kepada sasaran agar MBG ini bisa berjalan optimal,” katanya. (Lingkar Network | Anta – Lingkar.news)