
SITUBONDO, Lingkar.news – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sitobondo menanggung biaya perawatan medis dan memberikan bantuan uang kepada santriwati korban atap ambruk Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Syekh Abdul Qodir Jaelani.
Atap bangunan asrama putri Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Syekh Abdul Qodir Jaelani Desa Blimbing, Kecamatan Besuki, ambruk pada Rabu, 29 Oktober 2025 dini hari dan mengakibatkan seorang santriwati meninggal sementara 18 korban lainnya luka-luka.
“Saya mengunjungi dua orang santriwati yang masih menjalani perawatan medis memberikan dukungan agar mereka tidak down setelah peristiwa itu. Saya sendiri juga memberikan operasional kepada keluarga korban untuk kebutuhan sehari-hari selama putrinya dirawat,” kata Bupati Situbondo, Yusuf Rio Wahyu Prayogo di sela mengunjungi dua santriwati di RSUD Besuki, pada Kamis, 30 Oktober 2025.
Bupati Rio juga menegaskan bahwa seluruh pembiayaan perawatan bagi santriwati korban tertimpa atap bangunan asrama di pesantren ditanggung oleh Pemkab Situbondo.
Sedangkan untuk perbaikan atap bangunan asrama putri pesantren, lanjut Bupati Rio, pemerintah daerah telah mempersiapkan anggaran dari dana Biaya tak Terduga (BTT).
“Sebelum peristiwa ini, sudah ada beberapa pesantren mengusulkan ke pemerintah daerah agar melakukan mitigasi mengenai bangunan di pesantren sesuai standar termasuk kelayakannya,” kata Bupati Rio.
Santriwati Ponpes di Situbondo Tewas Usai Tertimpa Atap Asrama Ambruk
Bupati Rio selain mengunjungi dua orang santriwati yang masih menjalani perawatan medis, juga ke Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Syekh Abdur Qodir Jailani Desa Blimbing, dan menggelar doa bersama.
Insiden ambruknya salah satu atap bangunan asrama putri pesantren itu terjadi pada Rabu, 29 Oktober 2025 sekitar pukul 1.00 WIB, saat semua santriwati tengah beristirahat, dan setelah hujan disertai angin atap asrama putri itu ambruk menimpa para santriwati yang sedang tidur.
Dari 19 orang santriwati itu, satu korban meninggal, dua korban menjalani perawatan medis di RSUD Besuki, sedangkan belasan santriwati lainnya mengalami luka ringan.
Sampai saat ini Kepolisian Resor Situbondo masih menunggu hasil penyelidikan lanjutan untuk memastikan penyebab ambruknya atap bangunan asrama putri pondok pesantren tersebut.
