Longsor tambang pasir di Lumajang

LUMAJANG, Lingkar.news – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lumajang akan memperketat regulasi tata kelola pertambangan pasir setelah kejadian tanah longsor yang mengakibatkan empat orang tertimbun di Desa Pronojiwo, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

Dalam pernyataan tertulis pada Rabu, 5 Juni 2024, Penjabat (Pj) Bupati Lumajang Indah Wahyuni, menyayangkan insiden longsor di Dusun Supit, Desa Pronojiwo, dan berharap agar peristiwa tersebut menjadi pembelajaran guna meningkatkan tata kelola pertambangan pasir.

Dia menyatakan perlunya dialog antara berbagai pihak terkait, termasuk instansi pemerintah yang mengatur regulasi dan perizinan, serta himpunan penambang dan pekerja tambang pasir untuk meningkatkan tata kelola dari hulu hingga hilir.

“Termasuk perhatian pemilik tambang kepada pekerja tambang, seperti apakah ada asuransi. Jika ada asuransi, maka jika terjadi sesuatu, keluarga yang ditinggalkan bisa mendapatkan jaminan untuk melanjutkan hidupnya,” katanya.

Penjabat Bupati Lumajang yang akrab disapa Yuyun itu menyoroti pentingnya pengawasan dan regulasi yang ketat dalam kegiatan pertambangan guna mencegah tragedi serupa di masa mendatang.

Pihaknya berkomitmen untuk meningkatkan keselamatan dan kesejahteraan para pekerja tambang melalui peningkatan tata kelola dan koordinasi yang lebih baik antara semua pihak terkait.

Dengan langkah yang tepat, lanjutnya, diharapkan insiden tragis yang menewaskan pekerja tambang lokal dapat dihindari dan keselamatan serta kesejahteraan masyarakat dapat lebih terjamin.

“Penambangan pasir di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) Semeru memang memiliki risiko tinggi terhadap bencana alam yang bisa terjadi sewaktu-waktu, sehingga perlu memberikan asuransi kepada para pekerja tambang,” ujarnya.

Sebuah tebing sungai di aliran lahar Gunung Semeru di Dusun Supit, Desa/Kecamatan Pronojiwo, longsor di bagian sisi timur, menyebabkan material longsoran mengarah ke barat dan menimpa para pekerja tambang pasir lokal di dusun tersebut pada Selasa, 4 Juni 2024.

Ada lima penambang di lokasi tersebut, namun satu penambang berhasil selamat dari reruntuhan tanah longsor sementara empat penambang lainnya tertimbun dengan tinggi longsoran mencapai 15-20 meter.

Keempat korban yang tertimbun longsor adalah Junaedi (26) warga Kabupaten Malang, Dwi (35) warga Desa/Kecamatan Pronojiwo, Kusnadi (40) warga Desa/Kecamatan Pronojiwo, dan Rohim warga Desa Sidomulyo-Kecamatan Pronojiwo. (Lingkar Network | Anta – Lingkar.news)